Karena lebih berorientasi pada komunikasi, orang tua permisif juga sering lebih menganggap diri mereka sebagai teman atau sahabat bagi sang anak, ketimbang orang tua.
4. Pola asuh lalai
Berbeda dengan ketiga pola asuh sebelumnya, orang tua dengan pola asuh ini sering kali kurang responsif, interaksi, dan tidak berharap tinggi pada anak.
Walau tetap memenuhi kebutuhan dasar anak mereka, namun mereka biasanya ‘melepaskan diri’ dari kehidupan anak secara umum.
Mereka masih memastikan bahwa sang anak mendapatkan asupan makan dan minum yang baik, pulang ke rumah dengan aman, namun kurang dalam hal dukungan moral seperti aturan, bimbingan, arahan, dan lainnya.
Pola asuh ini sangat berbahaya untuk diterapkan karena bisa saja sang anak merasa kesepian, kurang mendapat dukungan moril, hingga tidak menganggap keberadaan orang tua mereka.
Interaksi, dukungan moril dan materil menjadi hal berharga yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak menuju ke tahap yang lebih baik.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengenali pola asuh mana yang cocok bagi anak mereka.***