JURNALSUMSEL.COM – Hustle Culture, sejatinya merupakan sebuah gaya hidup yang mana mendorong seseorang untuk selalu bekerja keras secara terus menerus tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.
Lebih jelasnya lagi, Hustle Culture adalah mereka yang selalu mengisi waktunya dengan bekerja dan bekerja, di mana pun, kapan pun tanpa mengenal waktu dan tempat, mereka ini juga lebih dikenal sebagai workaholic.
Parahnya, mereka yang menjadikan Hustle Culture sebagai gaya hidup seringkali malah lebih banyak mendapatkan dampak negatif ketimbang dampak positifnya.
Berikut 5 dampak negatif dari Hustle Culture baik bagi tubuh dan mental seseorang.
1. Kurang menghargai proses dan terlalu fokus pada hasil
Mereka yang memiliki gaya hidup Hustle Culture, akan cenderung lebih berfokus pada hasil akhir jika dibandingkan dengan proses.
Padahal di dalam proses, seseorang jadi belajar banyak hal dan mendapat kebijaksanaan dalam melihat sesuatu di depannya.
Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka. Parahnya lagi, terlalu fokus pada hasil akhir tanpa mempedulikan proses akan membuat seseorang cenderung melakukan hal-hal yang di luar kewajaran.
Bahkan jika mereka mendapatkan hasil yang tidak sesuai atau jauh dari apa yang telah mereka korbankan, tidak jarang depresi menunggu di depan mata.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Virus Covid -19 Dikabarkan Mampu Membunuh Sel Jantung, Dokter Mulai Khawatir
Baca Juga: Simak Syarat Administrasi CPNS 2021 Serta Cara Buat Akun dan Tahapan Daftar di Laman sscn.bkn.go.id
2. Kehabisan Energi
Banyak istilah untuk menjelaskan dampak satu ini, mulai kelelahan, keletihan, hingga burnout.
Mereka yang menerapkan gaya hidup Hustle Culture seringkali akan memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal lelah dan waktu.
Bukannya berdampak positif, sebaliknya hal ini akan memberikan dampak negatif yang tidak sedikit, yaitu mulai dari kelelahan mental dan fisik, hingga turunnya tingkat produktifitas.
Lebih buruknya lagi, mereka yang tidak sadar telah bekerja terlalu berat dapat saja jatuh sakit sewaktu-waktu.
3. Tidak melakukan istirahat dengan benar
Istirahat yang benar sejatinya bukan hanya mengistirahatkan tubuh, melainkan juga pikiran.
Bagi mereka yang kelelahan secara fisik, tidur atau rebahan sesaat dapat menjadi pilihan, namun untuk mengistirahatkan pikiran, maka akan menjadi lebih rumit.
Untuk mendapatkan pikiran yang segar, seringkali seseorang harus menjauh dari pekerjaan mereka dalam kurun waktu tertentu, 3 hari hingga seminggu.
Dan dalam waktu tersebut melakukan berbagai kegiatan baru yang akan memberikan efek rileks bagi pikiran seperti memancing di danau, atau mendaki bukit.
Namun, bagi mereka yang terjebak dalam budaya Hustle Culture, hal tersebut merupakan sebuah kemustahilan, karena tanpa sadar mereka hanya akan terus bekerja dan bekerja, istirahat sebentar dengan tidur, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya hingga kelehan.
Baca Juga: Simak Syarat Administrasi CPNS 2021 Serta Cara Buat Akun dan Tahapan Daftar di Laman sscn.bkn.go.id
Baca Juga: Rejeki Nomplok, Pasutri Ini Kaget Kejatuhan Batu Meteorit Langka di Halaman Rumahnya
4. Mengancam kesehatan mental
Tidak mengistirahatkan pikiran akan memicu ancaman cukup serius bagi kesehatan mental.
Berbeda dengan robot, manusia benar-benar memiliki batas toleransi dalam mencapai apa yang ditargetkan olehnya.
Mereka yang cukup takut untuk berhenti dari pekerjaannya seringkali akan memaksakan diri, bahkan ketika tahu bahwa pekerjaan tersebut memberikan dampak cukup buruk.
Hal ini pun akan memicu penyakit tidak hanya tubuh, namun juga kesehatan mental.
5. Obsesi berlebihan
Hal ini dapat muncul karena seringkali terlampu fokus dengan tujuan akhir.
Namun ketika pada akhirnya hasil yang dicapai tidak sesuai, atau bahkan lebih rendah dari orang lain, maka hal tersebut dapat memicu munculnya obsesi tidak sehat untuk bekerja tanpa henti.
Bahkan seringkali obsesi berlebihan ini akan menggiring kepada bekerja tanpa mengenal lelah hingga tidak lagi peduli dengan kesehatan tubuh dan mental.
Itulah 5 dampak negatif Hustle Culture bagi tubuh dan juga kesehatan pikiran seseorang. Bekerjalah dengan giat dan serius, namun juga jangan melupakan batas dan tetap beristirahat dengan baik dan layak.***